java php laravel linux mysql sql bootstrap html css query java php laravel linux mysql sql bootstrap html css query

Tuesday, November 12, 2024

doa iftitah



Doa iftitah

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا  

Terjemahan

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang."

Analisis Nahwu dan Sharaf

1. اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا (Allāhu akbaru kabīran)

اللَّهُ (Allāhu):

  1.   Nahwu: Allāhu adalah mubtada’ (subjek) dalam jumlah ismiyyah (kalimat nominal).
  2.   Sharaf: Allāhu adalah bentuk marfu’ dari lafaz "Allah," yang menunjukkan Dzat Allah sebagai subjek.

أَكْبَرُ (Akbaru):

  1.   Nahwu: Akbaru adalah khabar (predikat) dari Allāhu dalam jumlah ismiyyah ini.
  2.   Sharaf: Akbaru adalah isim tafdhil (kata superlatif) yang berasal dari kata dasar ك ب ر (kāf-bā’-rā’), yang berarti "besar." Sebagai isim tafdhil, akbaru berarti "paling besar" atau "maha besar."

كَبِيرًا (Kabīran):

  1. Nahwu: Kabīran adalah tamyīz (kata yang menjelaskan atau mengkhususkan) dari kata akbar untuk mempertegas kebesaran Allah.
  2. Sharaf: Kabīran adalah bentuk manshub dari kata sifat (sifat marfū') yang berarti "besar."

2. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا (Wal-ḥamdu lillāhi kathīran)

وَ (Wa):

  1. Nahwu: Huruf wa adalah huruf ‘athaf (kata sambung) yang berfungsi menghubungkan frasa sebelumnya dengan frasa ini.

الْحَمْدُ (Al-ḥamdu):

  1. Nahwu: Al-ḥamdu adalah mubtada’ (subjek) dalam jumlah ismiyyah.
  2. Sharaf: Al-ḥamdu berasal dari akar kata ح م د (ḥa-mīm-dāl), yang berarti "pujian." Kata ini dalam bentuk masdar (kata benda verbal) yang menunjukkan makna "pujian."

- لِلَّهِ (Lillāhi):

  1. Nahwu: Lillāhi adalah jar majrūr (frasa preposisional) yang berfungsi sebagai khabar dari al-ḥamdu, menunjukkan bahwa segala pujian ditujukan kepada Allah.
  2. Sharaf: Terdiri dari li- (huruf jar) yang berarti "bagi" dan Allāhi, lafaz Allah dalam keadaan majrur karena huruf jar.

- كَثِيرًا (Kathīran):

  1. Nahwu: Kathīran adalah tamyīz (penjelas) untuk menunjukkan banyaknya pujian yang dimaksud.
  2. Sharaf: Kathīran adalah kata sifat (sifat manshub) yang berasal dari akar kata ك ث ر (kāf-thā’-rā’), yang berarti "banyak."

 3. وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (Wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā)

- وَ (Wa):

  1. Nahwu: Wa adalah huruf ‘athaf yang menghubungkan frasa sebelumnya dengan frasa ini.

- سُبْحَانَ (Subḥāna):

  1. Nahwu: Subḥāna berfungsi sebagai masdar (kata benda verbal) yang menekankan makna tasbih atau menyucikan Allah.
  2. Sharaf: Subḥāna berasal dari akar kata س ب ح (sīn-bā’-ḥā’), yang berarti "suci." Dalam bentuk masdar ini, artinya "Mahasuci."

- اللَّهِ (Allāhi):

  1. Nahwu: Allāhi dalam posisi majrur sebagai mudhaf ilaih dari subḥāna, menunjukkan bahwa tasbih ini ditujukan kepada Allah.
  2. Sharaf: Bentuk majrur dari lafaz "Allah."

- بُكْرَةً (Bukratan):

  1. Nahwu: Bukratan adalah zharf zaman (keterangan waktu) yang menunjukkan waktu pagi.
  2. Sharaf: Bukratan berasal dari akar kata ب ك ر (bā’-kāf-rā’), yang berarti "pagi." Kata ini dalam bentuk manshub untuk menunjukkan waktu pelaksanaan tasbih.

- وَأَصِيلًا (Wa aṣīlā):

  1. Nahwu: Wa aṣīlā adalah rangkaian huruf ‘athaf yang menghubungkan kata bukratan dengan aṣīlā, sebagai keterangan waktu lainnya.
  2. Sharaf: Aṣīlā berasal dari akar kata أ ص ل (alif-ṣād-lām), yang menunjukkan waktu sore atau petang.

 إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Terjemahan

"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan berserah diri (kepada-Nya), dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengan itu aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Analisis Nahwu dan Sharaf

1. إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ (Innī wajjahtu wajhiya)

- إِنِّي (Innī):

  1. Nahwu: Innī terdiri dari inna (huruf taukid yang berarti “sesungguhnya”) dan yā mutakallim (kata ganti orang pertama tunggal "aku") dalam bentuk ism inna.
  2. Sharaf: Kata inna adalah harf taukid untuk menguatkan pernyataan.

- وَجَّهْتُ (Wajjahtu):

  1. Nahwu: Wajjahtu adalah fi’il madhi (kata kerja lampau) dengan subjek (fa'il) dhamir mutakallim tu (saya), berarti "aku telah menghadapkan."
  2. Sharaf: Kata ini berasal dari akar kata و ج ه (wāw-jīm-hā), yang berarti "menghadapkan."

- وَجْهِيَ (Wajhiya):

  1. Nahwu: Wajhiya adalah maf'ul bih (objek) dari kata wajjahtu, yang menunjukkan "wajahku."
  2. Sharaf: Wajhiya berasal dari kata wajh (wajah), yang menunjukkan arti "wajah" atau "diri."

2. لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ (Lilladhī faṭara as-samāwāti wal-arḍ)

- لِلَّذِي (Lilladhī):

  1. Nahwu: Lilladhī adalah jar majrūr (preposisi dan kata yang diikutinya) yang merujuk pada Allah, artinya "kepada yang menciptakan."
  2. Sharaf: Terdiri dari li- (untuk) dan alladhī (yang), sebagai kata penghubung.

- فَطَرَ (Faṭara):

  1. Nahwu: Faṭara adalah fi’il madhi dengan dhamir mustatir (subjek tersembunyi, yaitu Allah) yang berarti "yang menciptakan."
  2. Sharaf: Dari akar kata ف ط ر (fā-ṭā-rā), yang berarti "menciptakan" atau "membelah."

- السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ (As-samāwāti wal-arḍa):

  1. Nahwu: As-samāwāti dan al-arḍa adalah maf'ul bih (objek) dari kata faṭara, yaitu "langit" dan "bumi."
  2. Sharaf: Samāwāt adalah bentuk jamak dari samā’ (langit), dan arḍ berarti "bumi."

3. حَنِيفًا مُسْلِمًا (Hanīfan musliman)

- حَنِيفًا (Hanīfan):

  1. Nahwu: Hanīfan adalah ḥāl (keterangan keadaan) dari subjek "aku," yang artinya "cenderung kepada kebenaran."
  2. Sharaf: Dari akar kata ح ن ف (ḥa-nūf), yang berarti "cenderung lurus."

- مُسْلِمًا (Musliman):

  1. Nahwu: Musliman juga berfungsi sebagai ḥāl, artinya "berserah diri."
  2. Sharaf: Dari akar kata س ل م (sīn-lām-mīm), yang berarti "berserah diri."

4. إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي (Inna ṣalātī wa nusukī)

- إِنَّ (Inna):

  1. Nahwu: Inna adalah harf taukid untuk menguatkan makna "sesungguhnya."

- صَلَاتِي (Ṣalātī):

  1. Nahwu: Ṣalātī adalah ism inna (kata benda setelah inna) dalam bentuk mudhaf (yang dimiliki) dari yā mutakallim (kata ganti orang pertama).
  2. Sharaf: Dari akar kata ص ل و (ṣād-lām-wāw), yang berarti "shalat."

- وَنُسُكِي (Wa nusukī):

  1. Nahwu: Nusukī adalah maṭuf (diikutkan) dengan ṣalātī, artinya "ibadahku."
  2. Sharaf: Dari akar kata ن س ك (nūn-sīn-kāf), yang berarti "ibadah" atau "pengorbanan."

5. وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي (Wa maḥyāya wa mamātī)

- وَ (Wa):

  1. Nahwu: Wa adalah huruf ‘athaf (kata sambung).

- مَحْيَايَ (Maḥyāya):

  1. Nahwu: Maḥyāya adalah maṭuf (diikutkan) dengan ṣalātī, artinya "hidupku."
  2. Sharaf: Dari akar kata ح ي و (ḥa-yā-wāw), yang berarti "hidup."

- وَمَمَاتِي (Wa mamātī):

  1. Nahwu: Mamātī juga berfungsi sebagai maṭuf, artinya "matiku."
  2. Sharaf: Dari akar kata م و ت (mīm-wāw-tā’), yang berarti "mati."

6. لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (Lillāhi rabbi al-‘ālamīn)

- لِلَّهِ (Lillāhi):

  1. Nahwu: Lillāhi adalah jar majrūr yang berarti "untuk Allah."

- رَبِّ الْعَالَمِينَ (Rabbi al-‘ālamīn):

  1. Nahwu: Rabbi adalah sifat atau penjelasan untuk lafaz "Allah," artinya "Tuhan semesta alam."
  2. Sharaf: Rabbi berasal dari akar kata ر ب ب (rā’-bā’-bā’), yang berarti "Tuhan."


niat itikaf

Niat i'tikaf: 

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ

Terjemahan:

"Aku berniat untuk beri'tikaf di masjid ini."

Analisis Nahwu dan Sharaf

Mari kita analisis setiap kata dalam kalimat ini berdasarkan nahwu dan sharaf:

#1. نَوَيْتُ (Nawaitu)

  • Nahwu: Nawaitu adalah fi'il madhi (kata kerja lampau) yang berarti "aku berniat." Di sini, ta muttasil (تُ) sebagai fa'il (subjek pelaku) merujuk pada "aku."
  • Sharaf: Kata nawaitu berasal dari akar kata ن و ي (na-wa-ya), yang berarti "niat." Ini mengikuti pola kata kerja fa'ala dalam bentuk lampau, menjadi nawaitu (saya telah berniat).

#2. أَنْ (An)

  • - Nahwu: An adalah harf nasb (kata penyambung yang membuat fi'il mudhari’ berikutnya menjadi manshub). Di sini, an menghubungkan kata kerja niat (nawaitu) dengan tindakan beri'tikaf.
  • - Fungsi: Digunakan untuk memperlihatkan tujuan atau niat yang akan dilakukan.

#3. أَعْتَكِفَ (Aʿtakifa)

  • - Nahwu: Aʿtakifa adalah fi'il mudhari' (kata kerja sekarang atau akan datang) dalam kondisi manshub (berharakat fathah) karena didahului oleh an.
  • Sharaf: Kata aʿtakifa berasal dari akar kata ع ك ف dalam pola iftāʿala (اِعْتَكَفَ), dengan wazan يَفْتَعِلُ, yang berarti “menetap atau berdiam diri dalam ibadah.” Ini adalah bentuk mudhari' (bentuk sekarang atau akan datang) dari kata yang berarti “saya beri'tikaf.”

#4. فِي (Fī)

  • Nahwu: Fī adalah harf jar (kata depan) yang berarti "di" atau "dalam."
  • Fungsi: Fī menyebabkan kata sesudahnya dalam posisi majrur (berharakat kasrah).

#5. هَذَا (Hādhā)

  • Nahwu: Hādhā adalah isim isyarah (kata tunjuk) yang berarti “ini.” Kata ini berfungsi sebagai na't (sifat) yang menerangkan al-masjid (masjid).
  • I'rab: Hādhā adalah majrur karena menjadi sifat dari kata al-masjid yang dimasuki oleh fī. Namun, karena bentuknya tetap, tidak terlihat perubahan harakat.

#6. الْمَسْجِدِ (Al-Masjid)

  • Nahwu: Al-Masjid adalah isim majrur (kata benda dalam keadaan kasrah) karena didahului oleh fī. Kata ini menjadi majrur oleh fī, dengan harakat kasrah pada akhirnya.
  • Sharaf: Kata masjid berasal dari akar kata س ج د (sa-ja-da), yang bermakna "tempat sujud" atau tempat untuk melakukan shalat (ibadah).

hadits peduli urusan kaum muslimin

Teks Hadits:

 مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

Terjemahan Hadits:

Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukanlah termasuk golongan mereka.

Penjelasan Singkat:

Hadits ini mengingatkan umat Islam agar selalu peduli terhadap kondisi dan urusan sesama muslim.

Nahu:

1. مَنْ (Man)

  • Nahwu: Man adalah isim syarth (kata yang berfungsi sebagai kata syarat) yang bermakna "barangsiapa." Biasanya diikuti dengan fi'il mudhari' atau fi'il madhi untuk menunjukkan persyaratan dalam kalimat.
  • I'rab: Man dalam kalimat ini adalah mubtada' (subjek kalimat) dari jumlah syarat yang dimulai dari kata لم يهتمّ.

2. لَمْ (Lam)

  • Nahwu: Lam adalah harf jazm (huruf yang menyebabkan fi'il mudhari' menjadi majzum) dan menunjukkan makna negasi di masa lampau.
  • Fungsi: Lam berfungsi untuk menafikan atau meniadakan fi'il mudhari' dengan makna "tidak" yang menunjukkan ketegasan bahwa seseorang yang tidak peduli adalah bukan dari golongan mereka.

3. يَهْتَمَّ (Yahtamma)

  • Sharaf: Kata ini berasal dari akar kata هَمَّ - يَهُمُّ yang berarti “peduli” atau “memperhatikan.” Kata يَهْتَمَّ adalah fi'il mudhari' yang diawali dengan ya pada awal kata, menunjukkan bentuk mazid dari bab ifti'al dengan wazan اِفْتَعَلَ (menjadi اهْتَمَّ - يَهْتَمُّ).
  • Nahwu: Yahtamma adalah fi'il mudhari' yang majzum (dibaca sukun) karena didahului oleh lam jazm (لَمْ). Karena majzum, akhir kata berubah menjadi sukun dengan tasydid di akhir kata untuk penekanan makna.

4. بِأَمْرِ (Bi Amr)

  • Nahwu: Bi adalah harf jar yang bermakna "dengan" atau "atas," dan masuk ke kata amr. Bi amr berarti “dengan urusan.”
  • I'rab: Amr adalah isim majrur oleh bi, sehingga harakat akhirnya menjadi kasrah.
  • Sharaf: Amr berasal dari akar kata أَمَرَ yang berarti “perintah” atau “urusan.” Dalam konteks ini, amr berarti urusan atau perkara yang terkait dengan kaum muslimin.

5. الْمُسْلِمِينَ (al-Muslimīn)

  • Nahwu: al-Muslimīn adalah isim majrur sebagai mudhaf ilaih dari kata sebelumnya, amr. Oleh karena itu, muslimīn memiliki harakat kasrah di akhir kata.
  • Sharaf: Kata ini adalah bentuk jamak (plural) dari muslim, yang berasal dari akar kata سَلَمَ dengan pola أَسْلَمَ - يُسْلِمُ - إِسْلَامًا, yang berarti "orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah."

6. فَلَيْسَ (Fa Laysa)

  • - Nahwu: Fa di sini adalah huruf athaf yang menghubungkan antara syarat dan jawab syarat. Laysa adalah fi'il yang berfungsi sebagai kata pengingkaran atau penafian.
  • - Sharaf: Laysa adalah fi'il nakis (kata kerja yang tidak sempurna) yang menunjukkan penafian di masa kini, berasal dari akar kata لَيْسَ.

7. مِنْهُمْ (Minhum)

  • Nahwu: Min adalah harf jar yang menunjukkan asal atau bagian, yang bermakna “dari.” 
  • I'rab: Hum adalah dhamir muttasil (kata ganti bersambung) yang menjadi objek dari kata min, menunjukkan kelompok atau golongan.

Catatan:
Harap dikoreksi jika ada salah ya

saifiahmada.com adalah blog belajar programming Indonesia, membahas lengkap materi bahasa pemrograman: code HTML, CSS, Bootstrap, Desain, PHP, MySQL, coding Java, Query, SQL, dan dunia linux